Sejarah Desa
Administrator 30 April 2014 17:20:39 WIB
Pada 5 September 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam VIII menyatakan bahwa wilayah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman bergabung dengan NKRI. Hal tersebut disampaikan melalui dekret kerajaan yang disebut Amanat 5 September 1945, di mana Yogyakarta resmi masuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehari setelahnya, 6 September1945pemerintah pusat memberikan Piagam 19 Agustus 1945 yang merupakan bentuk penghargaan atas bergabungnya Yogyakarta dengan RI.
Undang Undang Darurat Nomer 5 tahun 1957 tentang Perubahan Kedudukan Wilayah Daerah Daerah Enclave Imogiri, Kotagede dan Ngawen. Undang Undang Republik Indonesia nomer 14 tahun 1958 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomer 5 tahun 1957 Tentang Kedudukan Perubahan Wilayah Daerah Daerah Enclave Imogiri, Kotagede dan Ngawen atau lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 5 tahun 1957 sebagai undang undang. Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomer 1/1958 tentang Perubahan Batas dan Nama Kapanewon Kapanewon, Imogiri, Gondowulung dan Kotagede Dalam Kabupaten Bantul. Menimbang untuk menambah lancarnya jalannya Pemerintahan dan pekerjaan dianggap perlu mengubah batas dan nama kapanewon Kapanewon Imogiri (Surakarta), Imogiri (Yogyakarta) Gondowulung, Kotagede (Yogyakarta) dan Kotagede (Surakarta) semua dalam Kabupaten Bantul. Kalurahan yag masuk wilayah Kapanewon Dlingo adalah : Mangunan, Muntuk, Terong, Jatimulyo, Temuwuh dan Dlingo. Ditetapkan di Yogyakarta tanggal 15 Januari 1958 oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peralihan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nama Kalurahan Temuwuh tidak lepas dari cerita rakyat tentang turunnya wahyu “Gagak Emprit”. Alkisah di masa pemerintahan Kerajaan Pajang tersebutlah dua orang sahabat karib murid Kanjeng Sunan Kalijaga, Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Giring. Ki Ageng Giring terkenal sebagai seorang petani pertapa sekaligus penyadab nira kelapa yang hidup di tengah pegunungan selatan. Sedangkan Ki Ageng Pemanahan merupakan seorang panglima wira tamtama yang mengabdi kepada Sultan Hadiwijoyo di keraton Pajang. Suatu ketika Kanjeng Sunan Kalijaga menyampaikan tentang wahyu “Gagak Emprit”, yaitu siapa yang bisa mendapatkannya maka anak keturunannya akan menjadi Raja di tanah jawa. Singkat cerita bahwa Ki Ageng Giringlah yang mendapatkan wahyu gagak emprit berupa kelapa muda (degan kambil ijo). Akhirnya Ki Ageng Giring memetik kelapa muda itu kemudian ditaruh di rak dapur. Hari masih pagi, Ki Ageng Giring pergi ke ladang sambil menunggu buka puasa. Setelah pulang dari ladang, air degan tersebut sudah di minum sahabatnya, yaitu Ki Ageng Pemanahan. Ki Ageng Giring merasakan kekecewaan yang amat berat. Ia kemudian menceritakan mengenai wahyu gagak emprit yang diperolehnya berwujud kelapa muda tersebut. Ki Ageng Giring meminta kepada Ki Ageng Pemanahan agar kelak anak cucunya juga diijinkan menjadi raja, tetapi Ki Ageng Pemanahan tidak menjawab permohonan Ki Ageng Giring. Ki Ageng Giring terus mengejar Ki Ageng Pemanahan, dan akhirnya di suatu tempat mereka “ketemu wawuh” atau sepakat bahwa setelah keturunan ke-tujuh Ki Ageng Pemanahan menjadi raja, anak cucu Ki Ageng Giring ikut mukti wibawa. Dari kata “wawuh” maka wilayah tersebut di namakan Kalurahan Temuwuh.
Adapun Kalurahan Temuwuh dibagi menjadi 12 (Dua belas) Padukuhan, yaitu :
1. Padukuhan Tekik
2. Padukuhan Temuwuh
3. Padukuhan Salam
4. Padukuhan Klepu
5. Padukuhan Kapingan
6. Padukuhan Nglampengan
7. Padukuhan Jambewangi
8. Padukuhan Jurug
9. Padukuhan Tanjung
10. Padukuhan Lungguh
11. Padukuhan Ngunut
12. Padukuhan Tanjan
Para Lurah Temuwuh semenjak berdirinya Kalurahan Temuwuh adalah sebagai Berikut :
NO NAMA MASA JABATAN KETERANGAN
1 Iro Rejo Periode tahun 1939 s/d 1952 Lurah Pertama
2 M.D. Pujo Harjono Periode tahun 1955 s/d 1987 Lurah Kedua
3 Bambang Sutopo Periode tahun 1990 s/d 1998 Lurah Ketiga
4 Basuki Periode tahun 2003 s/d 2012 Lurah Keempat
5 H. Suradi, SE Periode tahun 2012 s/d 2018 Lurah kelima
6 Suratno Periode tahun 2018 s/d 2024 Lurah Keenam
Pengumuman
Tautan
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Jumlah Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License
